Kebaikan Harus Didapat dengan Cara yang Baik; sebuah cerpen di masa PJJ

Waktu itu hari sabtu, Rais mendapatkan tugas untuk menguji Sertifikasi tahfisz Al-Qur'an di tempat mengajarnya. Seperti biasa Rais memaksakan diri untuk datang ke sekolah, meskipun di masa pandemi tetapi tetap asalkan menjaga dan menjalankan prokes. Karena kalau menguji secara online ini dilakukan di rumah, dipastikan akan sering trubel dengan signal, sehingga akan mengganggu dan tidak lancarnya pelaksanaan ujiannya. Tapi kalau di sekolah denngan kapasitas signal internet yang relatif kuat, maka akan dipastikan proses ujian secara online akan lancar.
Setibanya di sekolah, Rais di ruangannya yang dilengkapi dengan wifee ini, memulai dengan mengontak lewat video Call perserta ujian pertama. 

" Halo Assalamu'alaikum,...dengan Rena yang mau ujian sertifikasi yah, gimana sudah siap ?" tanya Rais dengan nada santai. 

"walikumsalam ya ustadz, iya insyallah... oh iyah ustadz harus pakai tutup mata yah?" jawab anak itu sekaligus bertanya terkait tutup mata. 

"oh iyah nak,  ditutup matanya yah!" Jawab Rais. 

"baik ustadz kalau begitu ditutup dulu Viedeo Callnya, ana mau cari penutup mata dulu. Nanti ana saja yang mengontak ustadz" jawab anak itu, Raispun menutup dulu HPnya, sambil menunggu dikontak dari peserta ujiannya. 

Setelah beberapa menit kemudian HP Raispun berbunyi kembali, dan dilihat penelponya, ternyata betul, anak yang tadi, Rena. Diterimanya Videocall itu dan terlihat dalam Videonya dia sudah siap dan matanya tertutup oleh kain hitam. Raispun mengawali menyapa. 

"oke Rena sudah siap yah? oh sebentar ini sedang di rumah atau dimana nih? tanya Rais, memastikan bahwa anak itu sedang di rumahnya. 

"iyah ustadz, insyallah siap, ini lagi di rumah mbah di Malang ustadz" Jawabnya. Raispun sedikit kaget, ternyata posisinya sedang di luar kota Jakarta. 

"baik Rena, bacanya dengan tenangnya dan semoga lancar, bismillahirrahmanirrahim... silahkan! Rais mempersilhakan peserta ujian untuk mulai. Meskipun dalam jarak yang Jauh tapi  mudah-mudahan  tidak akan terjadi apa-apa dengan signal internetnya.

Mulailah peserta ujian yang masih kelas tiga itu membacakan hafalannya di awal Juz 26. Dibacanya pun halaman pertama dan kedua dengan lancar dan tepat dalam hal ibtida (mulai) dan waqaf (berhenti ) bacaanya. Namun, sayang.. setibanya di halaman ketiga, anak itu mulai sedikit terbata-bata hafalannya, terus semakin jelas gaya pelafalannya mulai berbeda. Raispun mulai memperhatikan gaya dan sikap duduknya peserta itu yang sudah tdak fokus lagi. Di samping itu, tenyata dugaan itu terjadi, signal innternet mulai ada gangguan sedikit-sedikit, dan akhirnya tidak ada signal dan terhentilah Video Call. Klop deh, gangguan intenetnya sangat menambah ketidaklancaran proses ujiannya. Masya Allah.... gawat ..ungkap Rais

Dalam hitungan beberapa detik mulai Video Call lagi, dan anak itu meneruskan hafalannya, dan tenyata semakin jelas cara pelafalan hafalannya,  mirip seperti membaca teks ayatnya. Kemudian setelah dalam beberapa  beberapa menit kembali gangguan signal dan terhenti, dan terus seperti itu  kejadiannya terulang-ulang. 

Dengan sedikit perasaan kesal dan membingungkan akan kondisi seperti itu, akhirnya Rais menyuruh peserta ujian itu, untuk membuka tutup matanya. 

"Rena.. oke sekarang buka saja tutup matanya tidak apa-apa." suruh Rais kepada anak itu dengan tujuan biar kelihatan lirikan bola matanya, apakah mencurigakan? masya Allah... ternayata setelah disuruh mulai lagi melafalkan hafalannya, betul betul itu membaca teks yang tidak lancar dan tidak tepat dalam hal mulai dan berhenti bacaanya. Apalagi lirikan matanya sungguh menunjukan bahwa dia betul melihat mushaf. Masya Allah.... Tujuan mencari keberkahan Al-Qur'an lewat menghafal, tenyata cara mendapatkannya dengan cara tidak jujur. 

"baik Rena.. Alhamdulillah sudah selesai yah ujiannya, nanti ditunggu saja hasilnya lulus atau tidak, kalau lulus jangan lupa bersyukur kepada Allah, yah.. dan kalau belum lulus jangan kecil hati, masih ada waktu dan kesempatan, terus murojaah lagi yah sampai lancar banget yah... sebenarnya ditutup mata atau tidak ditutup sama saja sih, kalau kita jujur dan betul betul msudah hafal, oke,,, Rena yah..., syukron.. "

Raispun hanya bisa termenung dan mengusap dadanya untuk menahan rasa marah, karena serasa ditipu dan dibohongi. " Ya Allah... ampuni dosaku dan dosa murid-muridku yang selama ini menginginkan kemulian dari Kitab suciMu, tetapi keinginan ini hanya nafsu belaka yang selalu di rasuki godaan dan rayauan syetan yang selalu ingin menjerumuskan manusia kepada kenistaan, dengan sifat ketidakjujuran" 

ORDER VIA CHAT

Produk : Kebaikan Harus Didapat dengan Cara yang Baik; sebuah cerpen di masa PJJ

Harga :

https://www.httpsruyatismail.my.id/2021/06/kebaikan-harus-didapat-dengan-cara-yang.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi (1)

  1. kepada para pembaca yang terhormat, mohon perkenan untuk memberikan masukan dan kritik membangunnya terhadap tulisan ini. terimakasih

    BalasHapus