MENGELOLA KEKUASAAN DENGAN BAIK, SALAH SATU CARA BERAKHLAK DENGAN SIFAT AL-MALIK (RAJA)
Syekh Al-Izz bin Abdus Salam mengatakan, bahwa Seorang Raja adalah orang yang memiliki kekuasaan. Sementara kekuasaan atau kerajaan adalah pekerjaan yang bersifat umum yang harus terikat dengan sifat adil dan ihsan dalam semua perintah dan larangan, dalam menolong dan menghancurkan, dalam manfaat dan mudarat, dalam menurunkan dan menaikan, dalam memuliakan dan menghinakan.
Adapun Hasil atau buah dari mengetahui sifat ini (Raja atau penguasa) menurut Syekh Al-Izz, adalah munculnya rasa takut, berharap, pengaungan, ketaatan, dan kerendahan kepada Allah.
Adapun berakhlak dengan orang yang diuji dengan kekuasaan itu adalah dengan mengikuti yang benar dari sumber-sumber kebenaran. Mencegah orang yang pantas dicegah, mengangkat orang yang pantas diangkat, mengecam orang yang pantas dikecam, menekan orang yang pantas ditekan, memberikan madarat kepada orang yang pantas menerima madarat, memuliakan orang yang pantas dimuliakan, membalas orang yang pantas mendapat balasan, memberikan makan pada yang lapar, membrikan minum pada orang yang haus, membantu orang yang terdzolini dan terintimidasi. Mengambil harta sesuai dengan haknya, dan mengembalikan kepada orang yang berhak menerimanya. Maka barangsiapa yang melakukan itu semua, “Allah akan memberi naungan pada hari dimana tidak naungan kecuali naungan-Nya”
Nabi Sulaiman telah meminta kerajaan (kekuasaan) karena di dalamnya ada kebaikan dan ihsan. Begitu juga yang dikatakan oleh Nabi Yusuf ; “ Jadikanlah aku bendaharawan negara Mesir, sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan” (QS.Yusuf : 55)
Nabi Yusuf AS, bersyukur dengan apa yang Allah karuniakan kepadanya berupa kerajaan, “ sesungguhnya Engkau telah menganugrahkan kepadaku sebahagiaan kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagiaan takbir mimipi” (QS. Yusuf : 101)

Diskusi