Meneladani asma Allah Asy-Syakuur (berterimakasih), Al-Hafiidz(menjaga), dan Al-muqiit (memberi kekuatan)
Adapun Allah bersifat Al-Hafiidz, menurut Syekh Al-Izz bin Abdus Salam, berarti Allah Yang Maha mengatur dan menjaga. Sedangkan hasil dari mengetahui dan mempelajarinya adalah harapan kita dari Allah untuk selalu menjaga kita di dunia dan akhirat. Adapun cara meneladani sifat Al-Hafiidz ini adalah dengan menjaga apa yang diperintahkan Allah kepada kita dari perkara-perkara ketaatan dan amanah. Karena sesungguhnya Allah telah memuji orang-orang yang menjaga diri dari semua aturan-aturan Allah dan memberikan kabar gembira pada mereka untuk memenuhi semua janji-Nya. Allah berfirman ; "Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memeliahara (semua peraturan-peraturan-Nya)' (QS, Qaaf : 32).
Adapun Allah Al-Muqiit, menurut Syekh Al-Izz bin Abdus Salam, Jika bermakna Qudrah (kekuasaan), maka kita tidak bisa meneladani-Nya. Tetapi jika bermaka Allah Yang maha memberikan kekuatan, maka buah atau hasil dari mengetahuinya, adalah harapan kita, Allah memberikan makanan dan rezeki. Sedangkan cara meneladani sifat Al-Qawiyy ini, dengan cara memberikan makanan kepada setiap orang yang mengaharapkan, baik dari kerabat maupun dari orang jauh, baik dari orang yang kuat maupun orang lemah. Dengan senantiasa mengedepankan orang-orang yang wajib berada di bawah tanggungan kita. Karena Rasulullah SAW bersabda ; " cukuplah sebuah dosa bagi seorang yang melantarkan orang yang meminta makanan". (HR. Muslim dari Aisyah). Wallahu 'Alam.
Sumber : Syajaratul Maarif

Diskusi