SABAR TIDAK MAKSIAT, SABAR TINGKAT TINGGI
- Sabar untuk senantiasa taat kepada Allah SWT, . Sabar dalam menerima Hukum Allah.
- Sabar untuk tidak maksiat kepada Allah.,
- Sabar atas ujian dari Allah,
- Sabar atas rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta, jiwa, dan makanan,
- sabar atas kefakiran, sakit, dan peperangan,
- sabar ketika kehilangan orang yang dicaintai,
- sabar atas kehilangan penglihatan,
- sabar atas rebutan dunia, dan
- sabar atas sebagian perkara yang mubah.
Adapun Sabar untuk tidak maksiat kepada Allah, dijelaskan dalam Al-Qur'an :
'Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”(QS.Yusuf : 90).
Sabar dari meninggalkan maksiat akan menjadi sarana efektip untuk meninggalkannya. Sabar atas ujian akan menggiringnya pada kepasrahan pada takdir. Adapun pahala dari sabar itu sangat tergantung pada tingkatan perbuatan atau keadaan pada yang disabarinya. Adapun sabar atas ketaatan yang paling utama, berada pada puncak kesabaran. Sabar yang paling berat atau seberat-beratnya ujian yang berada pada puncak kesabaran yaitu Sabar untuk meninggalkan maksiat. Dengan sabar dari maksiat akan melahirkan kenikmatan-kenikmatannya. Dan sabar atas maksiat yang paling besar dan paling lezat merupakan tingkat kesabaran paling tinggi dalam hal meninggalkan pelanggaran.
Semoga kita senantiasa ada dalam kesabaran dalam menjalankan perintah Allah sekaligus sabar dalam menahan dan meninggalkan larangan atau maskiat kepada Allah SWT. Amin.
Sumber : Syajarartul Ma'aruf

Diskusi