NABI IBRAHIM, ORANG PERTAMA YANG MENGHORMATI TAMUNYA
Syekh Al-Izz bin Abdus Salam mengatakan bahwa menghormati tamu merupakan perbuatan yang bijak dan mulia karena membuat badan menjadi kuat. Kemuliannya sesuai dengan kemualiaan tamu-tamunya.
Orang yang pertama kali melakukan perbuatan yang mulia ini ialah Nabi Ibrahim AS. "Orang yang pertama kali memberi suguhan kepada tamu adalah Ibrahim," sabda Rasul.
Bertamunya para malaikat kepada Nabi Ibrahim merupakan yang paling mulia dalam bertamu. Sebab melestarinya badan mereka, yaitu para malaikat lebih utama dari pada melestarikan raga lain.
Demikian pula dengan bertamunya para ulama, orang-orang soleh, oraang-orang terhormat dan orang-orang yang memiliki iman yang mendalam.
Rasulullah SAW ; "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya menghormati tamunya." (HR. Bukhari : 601, Muslim : 47 dari Abu Hurairah)
Maka Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW, seperti halnya kepada Nabi Ibrahim cara menghormati tamu, yaitu dengan ;
1. memberikan penghormatan dengan muka yang berseri,
2. menyegerakan hidangan,
3. memberikan makanan yang enak dan lezat (bergizi)
4. dan sebagai tamu untuk segera beranjak setelah selesai waktu bertamunya. Itu juga merupakan sikap yang baik untuk menghindari hal-hal yang membuat tuan rumah terganggu.
Allah berfirman ; "sudahkah sampai kepadamu (muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?" (QS. Adz-Dzariyat : 24).
Allah berfirman ; "Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)." (QS. Adz-Dzariyat : 26)
"Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang." (QS.Hud : 27)
"Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "silahkan kamu makan" (QS. Adz-Dzariyat: 27).
Dengan mempersilahkan tamu untuk menyantap makanan, akan terasa lega dan menghilangkan rasa sungkan.
"dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan." (QS. Al-Ahzaab :53)
Jika seorang tamu merasa bahwa orang yang menjamunya menginginkan dia lebih lama, maka hendaklah dia memperlambat kepulangannya, dan jika merasa bahwa dia menginginkan agar segera beranjak atau dia ragu-ragu , maka lebih baik baginya segera beranjak agar tidak merepotkan tuan rumah, sebab setiap manusia memiliki udzur dan kesibukan masing-masing.
Itulah cara nabi Ibarahim memuliakan para tamunya, sebagaimana dikiuti oleh Nabi Muhammad, dan belaiu memerintahkan kepada kita sebagai umatnya untuk senantiasa menghormati tamunya. karena itu merupakan diantara kesempuran iman seseorang.
Semoga kita menjadi orang-orang yang senantias memuliakan orang-orang yang sinnggah ke rumah kita untuk bertamu atau saudara yang berkunjung untuk silaturanmi. Menyambung tali kasih sayang sesama saudara. amin

Diskusi