Siti Khodijah (2)
Ayahnya telah melihat sifat sifatnya telah berada di Khodijah, sehingga kecintaan ayahnya semakin bertambah. Hati Khodijah yang lapang, jiwanya yang berbudi, kecerdasannya jenius, tekadnya yang kuat, kemampuan yang cepat, dan lihai dalam mengelola masalah, memenjadikan ayahnya sangat bahagia, hatinya rido dan terlihat tenang pada setiap apa yang dia lakukan dan tinggalkan.
Jika Khuwalid duduk-duduk di dalam irumah, memperhatikan wajah giatnya, ringan geraknya, terpancar kebahagaian dan keibuan.
Dia tersenyum penuh keridoan dan kelembutan, sehingga Khuwalid membulak balik kedua telapak tangannya karena kekagumannya, sembari berkata kepada dirinya; betapa dzalimnya mereka orang-orang yang membenci anak-anak perempuan. Betapa kejam hukuman mereka terhadap anak-anak perempuan ! bagaimana hati-hati mereka yang keras membatu itu menyia-nyiakan mereka, apakah diantara mereka ada yang seperti Khodijah? Sesungguh dia demi Tuhan yang mempunyai Ka'bah adalah kemanginya rumah, mahligainya keluarga, cahanya adalah lampu.
Betapa banyak orang yang memanggilnya kemudian berbincang bincang sambil melama-lamakan perbicangnnya karena ingin minta saran yang bisa menyelesaikan maslaah. Setiap kali Khuwalid mementingkan berbicara dnegan Khodijah, tentang permasalahn-permasalahn , dia lansung menahannya, dan membagi percakapannya. Khodijah yang sangat pemalu itu bisa mencegah dari kerusterangan urusan para pemuda itu yang selalu melewati pintu rumahnya Setiap pagi dan sore, mereka meminta menikahnya,. Mereka ingin kecantikan yang cemerlang itu, baik dari keindahan yang cemerlang, serasi dalam penampilan, harta yang banyak, dan seorang cerdas yang langka.
Diskusi