Ketika Khodijah Ditanya tentang Perdagangannya. (5)
Gadis itu berkata : sungguh mereka orang-orang yang pandai dan terlatih. Mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus tinggalkan. disamping itu mrerka juga orang-ornag yang dipercaya dan ikhlas. Karena kepercayaan adalah sebaik baiknya perkara yang diinginkan oleh para penjual dan pembeli, yaitu orang yang ditiipkan harta kemudian dikelola dengan baik padahal dia jauh dari pemilik harta itu.
Khuwailid memandang istrinya, Fatimah degan senyum, kemudian kembali memadang Khodijah sambil berkata lembut; bagiaman pendaptmu wahao khodijah tentang para pedagang Makkah sekarang? siapa yang paling mampu dalam mengambil keuntungan yang melimpah?
Khidjahpun berfikir sejenak kemudian bertanya dengan sopan, keuntungan apa maksudnya wahai ayah, keuntungan yang halal atau haram? ayahnya langsung berkata; keuntungan yang halal tentu wahai anakku. karena keuntugan yang haram tidak akan langgeng, jika suatu hari keuntungan haram itu diraih seseorang, maka pada kesempatan lainnya tidak akan diraih lagi. dan tidak akan bermanfaat. Bahkan Allah berkuasa untuk melenyapkan semua harta yang kita meiliki, sampai tidak tersisa, bahkan keunutngan yang halalpun.
Sesungguhnya ayah bertanya kepadamu tentang kepintaran dalam jual beli yang halal, keuntungan halal. yaitu keuntungan yang diberikan kepada orang-orang yang baik dan jujur, tidak berlaku curang dan menipu, dan tidak bermain-main dalam takeran dan timbangan.
kemudian Khodijah mulai mengingat dan menghitung sebagian para pedagang yang berlaku jujur dan amanah. setiap kali dia terdiam ayahnya minta tambahlagi sampai dia terdiam dan memandang ibunya dan berkata, merekalah orang-orang yang lebih aku kenal wahai ibu? dan apa manfaatnya menghitung hitung mereka?
ayahnyapun sudah membaca aya dibaca oleh ibunya, sehingga ayahnyapun berkata; apa pendapatmu tentang Atiq bin Abid? Khodijahpun terdiam sejenak, kemudian bertnya lantang; kenaapa bertanya tentang dia kepadaku wahai ayahku? apakah engkau hendak menyerahkan perdagangan kita kepada dia?
Khuwailid (ayah Khidijah) memadang Khidijah dan berkata dengan lembut; ayah ingin menyerahkan urusan yang lebih besar dari perdagangan, lebih mahal dari harta, ingin ayah serahkan kepadanya amanah yang besar, yang tidak bisa diukur dengan kekayaan bumi sekalipun.
Diskusi