Pernikahan Khodijah dengan An-Nabaasy bin Zararah (9)

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun telah berlalu, Perhatian Khodijah hanya terhadap anak perempuannya dan mengelola perniagaan yang telah  menjadi tanggung jawabnya  sepeninggal suamimya, Atiq. 

Lantas suatu hari ayahnya menghampirinya sambil menceritkan tentang permohonan An-Nabasy bin Zararah at-Tamimi akan menikahninya dan mengabarkan ada seroang ibu yang menawarkan dirin untuk mengurus anak perempuannya, tetapi ayahnya sangat mengenal sifat-sifat mulia yang dimiliki An-Nabasy sampai akhirnya Khodijah menyetujinya menikah yang kedua kalinya dengannya An-Nabasy dan menyerahkan urusannya kepada Allah.

Kemudian An-Nabasy pun mendapatkan khodiajh sebagai istri yang baik dan pintar. Diapun sangat menerima Khodijah. Cintanya diberikan kepada Khodijah seperti hal cinta Atiq kepada Khoidjah sebelumnya. Begitu juga Khodjah mendapatkan An-Nabasy sebagai suami yang pinter, berfikiran maju, terhormat, dan seorang hartawan, dan  luas bisnisnya. Sehingga khodijah merasa banyak kesamaan dalam pemikirannya seperti halnya ketika bersama Atiq. Dia selalu meminta saran kepadanya, bermusyawaarh sampai menguatkan dan selalu mendukung akan pemikirannya. sehingga Rumah suami istri itu dinaungi oleh kebahagiaan suami istri yang saling pengertian dan saling menyayangi dan menghormati. 

Cinta dan hormat Khodijah kepadanya semakin bertambah ketika menyanyangi anak perempuannya dan menenpatkannya seperti anak-anaknya lainnya, mengajak bermain, bercanda. dan mengangkatnya kepundak, menciumnya, mengabulkan setiap permintaanya dengan sebuah hadiah yang membuatnya senang dan lebih akrab. Khodijah semakin menghormati dan menghargai suaminya sampai orang-orang tidak mengira bahwa anak itu adalah seorang anak yatim dan membuat orang-orang menganggap bahwa itu anaknya yang tersayang.

Belum setahun perkawinan itu  tetapi buah dari cinta kedua suami istri  itu semakin kuat dengan diikat oleh lahinya seorang anak laki laki yang menjadi dambaan oleh setiap bangsa arab yang mana mereka sering melakukan perkawianan hanya untuk seorang anak laki-laki. mereka hanya bisa meratap sedih ketika anak laki-laakinya tak kunjung lahir, mereka merasa sakit dan penuh penyesalan.

Haalah, adalah seorang anak laki-laki sebagai permata hati mereka berdua. Khodijahpun memcurahkan  perhatiannya untuk  mengurusnya (Haalah) dengan anak perempuannya dari suami Atiq.  Dan Khodijah pun terlihat menjadi seorang tauladan dalam mendidik anak-anaknya dan sebagai tauladan dalam mengurus para suaminya. 

ORDER VIA CHAT

Produk : Pernikahan Khodijah dengan An-Nabaasy bin Zararah (9)

Harga :

https://www.httpsruyatismail.my.id/2022/02/pernikahan-khodijah-dengan-nabaasy-bin.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi (1)