Wafatnya Sang Suami, Annabasy bin Zararah (10)
Tahun pertama sudah melewati pernikahan mereka kemudian datanglah tahun kedua dengan lahirnya anak laki-lai kedua yang bernama Hindun. kegembiraannya bertambah atas karunia yang diberikannya. Sehinngga Annabsy dengan rasa syukurnya, dia memberikan sedekah kapada para fakir miskin dan memberikan peluang bagi siapa saja yang membutuhkan. bahkan Annabasy megadakan resepsi untuk para tokoh dan pembesar Arab pada hari Aqiqahnya.
semua orang melihat cara penyambutan dan penghormatan Annabasy tidak seperti sebelum sebelumnya. sebagai ungkap syukur kepada Tuhannya yang sudah memberikan rizki yang lebih dari pada anak-anaknnya. Annabasy semakin bertamabh cintanya kepada Khodijah dan anak perempuanya.
Akan tetapi Khdijah dikagetkan dengan ujian dan coabaanya dengan wafatnya Annabasy. Khodijah kembali hidup tanpa sang suami. kembali merasakan sebagai seorang wanita janda, kematian Abu Halah (Annbaasy) meninggalkan kepedihan yang sangat luas melebihi kepedihan ketika ditinggalkan mati oleh suami pertamanya, Atiq. Air matanya tidak pernah mengering begitu juga rasa duka berat sulit menghilang.
kemudian beberapa saat, ayahnya (khuwalid) meninggal. Kesdihan Khodijah semakin bertambah. akan tetapi keseidhannya bisa teratasi dan ditanggulangi dengan keinginan yang kuat untuk memutuskan bangkit kembali mengurus perdagangannya dan menggolangkan semua modal yang ditinggalkan oleh suami dan ayahnya.
yaitu dengan cara menyewa orang-orang yang siap memperdagangkan barang-barangnya. sehingga berjalanlah kembali perniagaannya seperti pada masa hidup suaminya dan ayahnya dengan memberikan semangat kepada anak-anaknya, para pegawainya.
Diskusi