Tertariknya Khodijah Kepada Muhammad bin Abdullah (17)
"Orang-orang, wahai tuanku, sangat terkagum terhadap awan yang selalu membayang-banyangi Muhammad . Setiap kali Muhammad berjalan pasti awan itu berjalan".
Khodijahpun terdiam dengan penuh perhatian lalu berkata kepada Maisarah:
"lalu apa yang dilakukan Muhammad di kota Syam wahai Maisarah, Pohon-pohonnya, airnya, kebun-kebunnya, udaranya yang segar, dan penduduknya membuat dia senang ?
Maisarah cepat menjawab dengan yakin;
"Tidak seorangpun yang bisa berbuat seperti Muhammad, wahai tuanku. Bahkan setiap waktu dia selalu memandang ke alam semesta dan mengagumi ciptaan Allah dan segala yang diperbuat-Nya untuk manusia. Tumbuh-tumbuhan yang hidup di bumi dan juga pepohonan yang berbuah dengan air-airnya yang selalu mengalir. Bagaimana Tuhan menciptakan negeri kita dengan padang pasir tidak berpohon dan tidak berair, bagaimana di negeri Syam tuhan menciptakan pohon-pohon yang tinggi dan penuh dengan ranting-ranting, biji-bijian, buah anggur, buah zaitun dan kebun-kebun yang lebat pohon-pohonnya?.."
"Dia (muhammad) selalu merenung wahai tuanku, dia meninggalkan orang-orang yang selalu pergi sesuai dengan keinginnannya. Setiap kali kita turun dia selalu berdiri merenung dan bertafakkur sampai waktu habis untuk melanjutkan perjalanan."
Cerita Maisarah terkait Muhmmad sangat mengesankan hati Khodijah dan tdak mampu untuk melupakan wajah Muhammad dari pikirannya setelah melihat dan mendengar dari sifat-sifat dan akhlaknya.
Apapun yang diceritakan oleh pelayannya (Maisarah) membuat harapan untuk menjadikan Muhammad sebagai suaminya.
Ketika Khodijah tidak bisa melupakan pikirannya terhadap Muhammad, dia cepat berinisiatip mengutus pelayannya Nafisah, untuk menelusurinya dan menawarkan kepada Muhammad untuk menikah dengan Khodijah.
Akhirnya ketika menjelang sore, Nafisah memakai pakaian malam dan berjalan dari rumah khodijah ke rumah Muhammad. Nafisahpun minta izin masuk dan mendapatkannya (Muhammad) sedang merenung dan bertafakkur seperti biasanya.
Diskusi