Pernikahan Muhammad bin Abdullah dengan Khodijah binti Khuwalid (19)
Setelah majelis atau tempat duduk sudah dipenuhi oleh para tamu, Abu Thalib naik diatas tempat duduknya sambil memandang para hadirin dengan penuh hormat, kemudian berkata dengan penuh bahagia;
" segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita semua dari keturunan Nabi Ibrahim dan tanaman Nabi Ismail sebagai penjaga baitullah (ka'bah) dan pelayan para tamunya merasa aman, dan yang memberikan kita semua kekuasaan dengan hak, amanah, dan jujur. serta yang telah memberikan petujuk kepada jalan yang benar."
"wahai bangsa Quraesy... ! inilah keponakanku, Muhammad bin Abdullah, dia menyukai Khodijah binti Khuwailid, begitu juga Khodijah binti Khuwalid menyukai Muhammad bin Abdullah. Dia, meskipun kekurangan dalam harta, maka ingatlah bahwa harta itu akan punah dan hanya titipan yang dapat dikembalikan. Muhammad itu tidak bisa mengimbangi seseorang kecuali dia akan lebih berat kemuliaan dan kecerdasannya...."
Para hadirinpun terdiam mendengarkan perkataan Abu Thalib, mereka menganggukan kepala-kepalanya pertanda mereka setuju sambil tersenyum memandang Muhammad. mata para hadirin seolah menyampaikan ucapan selamat yang mendalam kepada Muhammad sampai Abu Thalib menyelesaikan pidatonya, Waraqah bin Naufal, keponakannya, meresponnya. Waraqah bin Naufal adalah seorang yang bijak dan cerdas, telah meninggalkan menyemmbah berhala, dia membalas pidatonya dengan kata-kata yang memuji dan menyanjung Muhmmad dan sfat-sifatnya. Kemudian dilajutkan oleh paman khodija, Amru bin Asad dengan mengumumkan dengan senang bahwa dia akan menikahkan Muhmmad bin Abdullah dengan keponaknnya, Khodijah binti Khuwailid. ( bersambung)
Diskusi